Sabtu, 06 Oktober 2018

Peranan Keluarga, Lingkungan, dan masyarakat terhadap Pertumbuhan


Nama          : Muhammad Arif Wicaksono
Kelas           : 1 KA 29
NPM           : 14118488
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar ( Tugas ke-1 )



pertumbuhan seseorang pasti sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama keluarga.
karena keluarga adalah peranan terpenting tumbuhnya sikap dan perilaku seseorang,
karena sebagai anak, secara tidak langsung akan mengikuti perilaku yang ditunjukan orang tua, seperti cara berbicara, cara berperilaku, dll. maka dari itu penulis akan menceritakan kisah penulis pribadi tentang peranan keluarga, lingkungan, dan masyarakat terhadap pertumbuhan penulis.

nama saya Muhammad Arif Wicaksono, nama yang sangat indah dan penuh makna yang orang tua saya berikan, karena orang tua saya berharap saya bisa menjadi pemimpin seperti nabi Muhammad SAW, yang mempunyai sifat yang arif dan bijaksana, karena saya terlahir dengan darah Jawa, dimana ciri khas bahasa jawa lebih banyak menggunakan huruf vokal " O ", maka dari itu tercipta lah nama Wicaksono. saya lahir di Temanggung, 04 Oktober 2000, selengkapnya bisa kalian lihat di tentang saya.

semasa kecil saya tinggal bersama kakek dan nenek (mbah), sebelum saya mengenyam pendidikan, saya sudah terlebih dahulu diajari oleh kakek dan nenek saya cara membaca dan berhitung, maka dari itu ketika saya masuk TK ( Taman kanak kanak) saat itu saya umur 5 tahun, saya hanya mengenyam pendidikan TK  1 tahun, karena saya sudah bisa membaca dan menghitung, akhirnya saya masuk SD (Sekolah Dasar) pada umur 6 tahun, cita cita saya saat itu ingin menjadi Astronot, cita cita semua anak kecil mungkin, tetapi entah kenapa saya sangat menginginkan hal itu terjadi. semasa SD saya adalah anak yang biasa saja, tidak ada yang spesial. Dan saat saya naik kelas 2, orang tua saya membawa saya untuk pindah ke Bekasi, karena memang orang tua saya kerja disana, lantas saya meninggalkan teman teman saya yang ada di Temanggung, dan seketika saat itu saya menjadi malu dalam bergaul, tetapi tidak sampai introvert (menutup diri), saya hanya malu karena perbedaan bahasa, akhirnya saya masuk SD kelas 2 di Bekasi, saya mencoba untuk bergaul walau ada sedikit perbedaan bahasa, namun teman teman saya disana sangat terbuka sekali, saya disambut dengan baik, dan mereka pun langsung mengajak saya berkenalan dan berbicara, akhirnya saya memberanikan diri untuk beradaptasi, di masa SD saya termasuk orang yang mudah bergaul,karena saya memiliki banyak teman dan terpilih sebagai Wakil Ketua di Pramuka selama 2 tahun ( kelas 5 dan 6 ),dan juga prestasi dikelas pun selalu 10 besar, mungkin karena faktor itu hampir semua guru yang mengajar saya dari kelas 2 - 6 mengenali saya, bahkan sampai sekarang saat saya berkunjung pun, guru guru yang mengajar saya masih hafal dengan saya.

akhirnya saya pun naik tingkat, yaitu masuk SMP, saat saya masuk SMP, saya kembali sedikit menutup diri untuk beradaptasi, dimasa SMP pengetahuan saya tentang lingkungan sekitar semakin terbuka dan semakin luas, karena khusus angkatan saya, murid yang masuk melebihi kapasitas yang tersedia, dan ketika SMP, saya menjadi murid yang bisa dikatakan malas, karena pengaruh teman teman saya yang malas juga, dan saya pun terkadang suka membolos pelajaran hanya untuk main game online bersama teman saya, dan dari situ pula, pandangan saya mengenai cita cita menjadi Astronot pun sirna, karena kecil kemungkinan itu akan terjadi, akhirnya saya pun menurunkan cita cita saya, menjadi Pilot, akan tetapi saya belum mengetahui banyak tentang pilot. Walau saya bisa dikatakan murid yang malas dan nakal, tidak menutup kemungkinan saya untuk meraih peringkat 10 besar dikelas, karena mungkin saya diberi karunia dari Allah SWT, daya ingat yang cukup, jadi walau saya belajar saat ingin ujian, saya tetap bisa mengejar ketertinggalan pelajaran saya, walau pada akhirnya saat Ujian Nasional saya mendapatkan Nilai yang bisa dibilang pas pas an. dan untuk bergaul dilingkungan masyarakat, saya termasuk orang yang tertutup.

Dan saya pun naik ke jenjang selanjutnya, yakni SMA, sebelum saya masuk SMA saya sudah bertekad untuk merubah perilaku saya, karena pada saat itu Teknologi sudah berkembang pesat, dan saya mendapat kata kata dari salah satu Sosial Media yang sangat terkenal pada masa itu yakni Facebook bahwa "Masa SMA adalah masa yang paling indah, maka jangan sia sia kan masa itu", dari situlah akhirnya saya mencoba untuk berubah, dan saya mulai mengikuti organisasi kembali, karena saya sempat menyesal pada masa SMP yang tidak mengikuti organisasi apapun, dan malah terbawa arus pergaulan, akhirnya saya mengikuti OSIS, tujuan awal saya mengikuti OSIS hanya untuk mencari teman yang lebih baik dari SMP, namun ketika saya bertemu dengan seseorang yang ikut dalam organisasi OSIS juga, yang mempunyai cara pandang diluar pemikiran anak seumurannya, bisa dibilang pemikiran yang dewasa, dan beruntungnya dia satu angkatan bersama saya dan satu almamater organisasi, namanya Yoga, bisa dibilang cara pandang saya masuk organisasi OSIS berubah ketika saya kenal dia, karena tidak hanya menambah teman, namun saya ketika masuk OSIS belajar banyak sekali pengalaman dan pelajaran, mulai dari cara menempatkan diri di masyarakat, cara berbicara di depan publik, cara melaksanakan sebuah acara, cara menyelesaikan masalah, cara merangkul seseorang, dan masih banyak lagi, pelajaran ini tentunya sangat berharga dan sangat sulit didapatkan jika kita hanya mengandalkan pelajaran akademik, dan saya rasa, perubahan sifat dan perilaku terbesar saya, hanya ada di masa SMA. karena semasa di OSIS bisa dibilang saya dan beberapa teman saya yang masuk sebagai BPH ( Badan Pengurus Harian ), Sekolah adalah rumah kedua, rumah disini bukan hanya sebuah kiasan, tetapi rumah yang sesungguhnya rumah, karena hampir 1 bulan sekali, pasti saya dan teman saya selalu menginap di sekolah, dengan tujuan melancarkan event, dan hampir setiap hari waktu saya dihabiskan hanya untuk berorganisasi, karena pulang selalu malam, dan bahkan hari libur pun masih sempat megurus organisasi, namun waktu yang dibuang untuk berorganisasi itu pun tidak sia sia, karena ilmu yang didapat sangat berharga untuk bermasyarakat, walau waktu yang saya habiskan lebih banyak untuk berorganisasi, tidak menutup kemungkinan saya masih bertahan di peringkat 10 besar dikelas.

Dan pada masa SMA cita cita menjadi pilot itupun berubah seiring kemajuan teknologi, karena saya sedari SD sangat erat dengan yang namanya " Laptop " entah untuk iseng meng utak atik game maupun design grafis dan didukung oleh cita cita ayah saya sebagai seorang pengusaha yakni ingin mempunyai aplikasi tersendiri untuk produk yang ayah saya jual, cita cita saya berubah yaitu ingin menjadi programmer. akhirnya dimasa masa terakhir SMA, saya memutuskan untuk kuliah seputar Teknologi Informasi.

akhirnya saat yang dinanti untuk mengenyam pendidikan tingkat tinggi pun datang, sempat bingung dalam memilih jurusan, namun peran kedua orang tua saya pun sangat berharga, karena orang tua saya selalu mendukung dan memberi masukan kepada saya, walau orang tua saya pendidikan nya hanya sebatas tamatan SMP, akhirnya saya disarankan untuk mencari informasi di internet, setelah memikirkan matang matang, didapatlah jurusan Sistem Infromasi, dan orang tua saya pun mendukung itu.

awalnya saya sangat yakin bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, akhirnya saya memilih Universitas di Jakarta, karena orang tua saya tidak ingin saya diluar pengawasan mereka, akhirnya saat SBMPTN saya memilih Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, dengan jurusan pertama Sistem Informasi dan kedua Teknik Informatika, namun nasib berkata lain, saya tidak diterima, sempat putus asa, namun orang tua saya selalu menyemangati saya untuk selalu berusaha, akhirnya saya mengikuti Ujian Mandiri, saya mengikuti Ujian Mandiri di UPNVJ dan UNJ , dan kenyataan pun berkata lain, saya ditolak juga, disitu saya merasa gagal membahagiakan orang tua saya, karena rekam jejak saya dari SD sampai SMA selalu masuk sekolah Negeri, sempat ingin menunggu tahun selanjutnya agar bisa masuk PTN, karena saya tidak mau membebani orang tua saya biaya perkuliahan yang sangat mahal, namun lagi lagi, orang tua saya membangkitkan semangat saya, walau perekonomian bisa dikatakan dalam tingkat cukup, orang tua saya mendukung saya untuk tidak putus sekolah walau hanya 1 tahun, akhirnya saya pun mengikuti apa kata orang tua saya, karena saya yakin, orang tua saya tau apa yang terbaik untuk saya. Akhirnya saya memberi beberapa referensi Universitas Swasta beserta bayaran yang harus dibayarkan, dan orang tua saya bertanya kepada saya " dari semua Universitas yang kamu ajukan, mana yang terbaik di bidang IT? " saya pun merangkum lagi semua Universitas yang terbaik dibidang IT, dan sampai pada akhirnya terpilih lah Universitas Gunadarma, selain terbaik dalam bidang IT, Universitas Gunadarma sangat dekat dengan rumah saya, akhirnya masuk lah saya di Universitas Gunadarma dengan tekad membahagiakan orang tua, hingga pada akhirnya setelah melewati banyak persyaratan dan agenda, saya masuk di Jurusan Sistem Informasi dan berada di kelas 1 KA 29, dimana walau baru 2 minggu berada dikelas 1 KA 29, saya sudah mempunyai banyak teman berkat pengalaman berorganisasi di SMA, dan juga saya sudah tau beberapa kemampuan teman teman saya di 1 KA 29 yang saya bisa pelajari dari mereka satu persatu.

Kesimpulan dari pengalaman saya semasa kecil hingga masuk Perguruan Tinggi adalah yang sangat berperan dalam pembentukan karakter, sifat, perilaku dan cita cita yang utama adalah Keluarga, dan yang berikutnya adalah Sahabat atau teman terdekat, karena jika kita bergaul dengan teman yang baik, maka kita akan baik pula, seperti pengalaman saya berteman dengan Yoga yang mempunyai pola pikir yang dewasa, akhirnya saya pun bisa mencontoh dia, dan yang berikutnya yang berpengaruh adalah masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar