Minggu, 30 Desember 2018

Hak Warga Negara, Pelapisan Sosial, Kota dan Desa serta Hubungan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan


Dalam kesempatan kali ini, saya akan memberikan penjelasan mengenai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yakni berkaitan tentang hak warga Negara, pelapisan social, kota dan desa, dan hubungan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan. Harapan saya sebagai penulis, semoga kalian sebagai pembaca dapat tahu sedikit infomasi/ bahkan menambah ilmu, dan langsung saja kita masuk ke topic pembahasannya, disini saya mendapatkan 4 buah soal yang harus dijawab, dan berikut soal nya :
1.      Uraikanlah tentang tatacara memperoleh kewarganegaraan dan hak & kewajiban Negara & warga Negara (lengkapi dengan peraturan per undang undangan nya)
2.      Uraikanlah tentang kenyataan pelapisan social yang terjadi disekitar mu?
3.      Uraikanlah tentang desa dan kota
4.      Uraikanlah tentang hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
Nah dari soal tersebut, ada beberapa soal yang saya harus tinjau dari beberapa sumber yang berada di internet, terutama mengenai peraturan perundang undangan, dan berikut saya akan berikan jawaban dari pertanyaan di atas,
Yang pertama adalah mengenai tatacara memperoleh kewarganegaraan dan hak & kewajiban Negara & warga Negara beserta undang undangnya, yaitu sebagai berikut.
Di Indonesia proses mendapatkan status warga negara dijelaskan dalam Undang-Undang No.62 tahun 1958. Pada penjelasan umum dari UU ini disebutkan bahwa ada 7 (tujuh) cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu: (1) karena kelahiran, (2) karena pengangkatan, (3) karena dikabulkannya permohonan, (4) karena pewarganegaraan, (5) karena perkawinan, (6) karena turut ayah dan ibu serta (7) karena pernyataan.
Sementara itu bukti-bukti yang diperlukan untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia adalah undang-undang (berdasarkan UU No.62 Tahun 1958) di antaranya yaitu :

1.      surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena kelahiran adalah dengan akta kelahiran.
2.      surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pengangkatan adalah Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing dari Peraturan Pemerintah No.67/1958, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kehakiman No.Jb.3/2/25, butir 6 tanggal 5 Januari  1959.
3.      Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena dikabulkannya permohonan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang permohonan tersebut (tanpa penguapan sumpah dan janji setia).
4.      Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pewarganegaraan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang diberikan sedekah pemohon mengangkat sumpah dan janji setia.
5.      Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pernyataan adalah sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Menteri Kehakiman No.Bj.3/166/33, tanggal 30 September 1958 tentang Memperoleh/kehilangan Kewarganegaraan Indonesia dengan pernyataan.
Bila menyimak uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa pada umumnya ada dua kelompok warga negara dalam suatu negara, yakni warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melalui stelsel pasif atau dikenal dengan warga negara by the operation of las dan warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melalui stesel aktif atau dikenal dengan by registration.
Dalam undang-undang Nomor 12 tahun 2006, untuk memperoleh kewarganegaraan melalui proses pewarganegaraan atau naturalisasi, dapat ditempuh melalui syarat-syarat sebagai berikut:
a.       telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah;
b.      pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
c.       sehat jasmani dan rohani;
d.      dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945;
e.       tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindakan pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu tahun) atau lebih;
f.       jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadikan kewarganegaraan ganda;
g.      mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h.      membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
i.        permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri.
j.        berkas permohonan pewarganegaraan disampaikan kepada pejabat.

Setelah seorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara otomatis orang tersebut menjadi warga negara. Ketika menjadi warga negara ia merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap warga negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Oleh karena di sini akan digambarkan tentang keduanya itu.
Di Indonesia hak warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Di antara hak-hak warga negara itu adalah Hak Asasi Manusia yang rumusan lengkapnya dimuat dalam pasal 28 UUD 1945 hasil amandemen kedua.

1.      Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya.
2.      Bebas untuk berserikat dan berkumpul.
3.      Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil.
4.      Hak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
5.      Hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
6.      Hak atas status kewarganegaraan.
Sedangkan masalah kewajiban bagi setiap warga negara misalnya:
1.      membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga
2.      membela tanah air
3.      membela pertahanan dan keamanan negara
4.      menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi pembatasan yang tertuang dalam peraturan.


Berikutnya adalah mengenai pelapisan social yang terjadi di lingkungan sekitar saya, saya tinggal di Bekasi Selatan, menurut pandangan saya sehari hari dalam berbaur dengan masyarakat, justru di dalam lingkungan tempat saya tinggal pelapisan social yang cukup menonjol adalah pelapisan social berdasarkan tingkat pendidikan, karena di lingkungan saya, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka orang tersebut atau bahkan keluarganya ikut disegani, atau dapat dibilang mendapatkan posisi lapisan social teratas, karena orang yang tinggi tingkat pendidikannya, akan sangat didengar pendapatnya dalam kehidupan bermasyarakat,
dan juga selain berdasarkan tingkat pendidikan, di lingkungan saya pun terjadi pelapisan social berdasarkan kekayaan, tapi pelapisan social berdasarkan kekayaan disini bukan mengkotak kotak an dalam hal berbaur dengan masyarakat, pelapisan berdasarkan kekayaan yang ada di lingkungan saya pengaruhnya hanya dalam hal disegani, karena lingkungan saya bisa dibilang seperti perkampungan yang ada di perkotaan, jadi kekayaan bukanlah hal yang sangat “Wah” , tapi justru dilingkungan saya kekayaan dari seseorang atau keluarga itu bermanfaat untuk orang sekitarnya, mulai dari membagi sebagian kekayaannya untuk kepentingan suatu acara RT, musholla, dll.

Dan yang berikutnya adalah mengenai Desa dan Kota, dan berikut penjelasan saya mengenai Desa dan Kota, mulai dari syarat syaratnya, fungsi, klasifikasi, ciri ciri, potensi, factor factor, definisi sampai pola persebaran.

·         SYARAT-SYARAT DESA
Mempunyai wilayah, Adanya penduduk, Mempunyai pemerintahan, Berada langsung di bawah camat, Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri.

·         FUNGSI DESA
Fungsi Desa sebagai :
sumber bahan pangan, penghasilan bahan mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industry kecil.

·         KLASIFIKASI DESA
Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi yang dimilikinya,desa dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini :
a. Desa swadaya
Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
Ciri-ciri desa swadaya :
1) Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2) Penduduknya jarang.
3) Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4) Bersifat tertutup.
5) Masyarakat memegang teguh adat.
6) Teknologi masih rendah.
7) Sarana dan prasarana sangat kurang.
8) Hubungan antarmanusia sangat erat.
9) Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri,kelebihan produksi sudah mulai dijual kedaerah-daerah lainnya.
Ciri-ciri desa swakarya :
1) Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2) Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3) Produktivitas mulai meningkat.
4) Sarana prasarana mulai meningkat.
5) Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
c. Desa swasembada
Desa swasembada adalah desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal,dengan ciri-ciri berikut :
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern.
·         CIRI-CIRI MASYARAKAT DESA
a. Kehidupan tergantung pada alam
b. Toleransi sosialnnya kuat
c. Adat-istiadat dan norma agama kuat
d. Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
e. Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft (paguyuban)
f. Pola pikirnya irrasional
g. Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris.

a)Homogeny social
Biasanya desa terdiri dari beberapa kerabat yang masih mempunyai hubungan erat
b)Hubungan primer
Dengan hubungan yang masih erat sehingga sifat kebersamaan, kegotong royongan sangat tercermin dalam keseharianya.
c)Mempiunyai kpontrol social yang kletat
Masalah yang dihadapi merupakan masalah bersama dan juga harus diselesaikan dan disoroti bersama pula.
d)Nilai kegotong royongan masih subur
e)Terdapat ikatan social yang berupa nilai-nilai yang berupa nilai-nilai adat dan kebudayaan yang harus dipatuhi oleh setiap anggpta masyarakat
·         POTENSI DESA
potensi fisik : pertanian
potensi social : gotong royong, apatur desa, lembaga social

·       FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERHUBUNGAN DESA
Topografi, Letak desa, Fungsi desa

·         DEFINISI DESA
A. Menurut UU No. 5 Tahun 1979
DESA adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan negara kesatuan RI.
B. Menurut SUTARDJO KARTOHADIKUSUMO
DESA adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
C. Menurut tinjauan geografi
DESA adalah suatu perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisigrafis, sosial, ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah lain.

·         POLA PERSEBARAN DESA
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran desa:
Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah, Tata air, Keadaan ekonomi, Keadaan budaya
·         POLA PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakat
Penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b. Daerah yang berelief kasar
5. Pola Desa Tersebar
Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur)
·         DEFINISI KOTA
A. Menurut MENTERI DALAM NEGERI RI NO. 4/1980
1.KOTA adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah
2. KOTA adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri non-agraris
B. Secara GEOGRAFIS
KOTA adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.
·         CIRI FISIK KOTA
Adanya sarana ekonomi, Gedung pemerintahan, Alun-alun, Tempat parker, Sarana rekreasi, Sarana olah raga, Komplek perumahan.

·         CIRI MASYARKAT KOTA
Ciri Masyarakat Kota
– Adanya keanekaragaman penduduk
– Sikap penduduk bersifat individualistik
– Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
– Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-komplek tertentu
– Norma agama tidak ketat
– Pandangan hidup kota lebih rasional

·         KLASIFIKASI KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa
B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

Dan yang selanjutnya adalah hubungan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan, berikut penjelasan dari saya mengenai hal tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di
zaman ini. ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
  1. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
  2. Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada
  3. Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
  4. Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.


Referensi :
https://www.academia.edu/11715059/Kewarganegaraan
https://materiips.com/contoh-pelapisan-sosial
https://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dan-kota/
https://anggororp.wordpress.com/2015/11/25/hubungan-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/

Minggu, 07 Oktober 2018

Seni Budaya Pilar Membangun Bangsa

BALI - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan (Menko PMK), Puan Maharani membuka Pesta Kesenian Bali ke-39 tahun 2017 di Arena Panggung Taman Terbuka Ardha Chandra, Bali Art Center, Kota Denpasar, Bali, Sabtu, 10 Juni 2017 malam.

Dalam sambutannya Puan Maharani mengatakan, seni dan budaya merupakan salah satu instrumen untuk mengharmonisasikan seluruh sendi-sendi kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi Indonesia, seni dan budaya merupakan salah satu pilar dalam membangun kepribadian bangsa yang ber-bineka tunggal ika, memperkuat kearifan lokal sebagai falsafah nilai dalam hidup berbangsa dan bernegara.

"Dengan semangat cinta seni budaya, kita perteguh jiwa Bhinneka Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Puan, Bali, Sabtu, 10 Juni 2017 malam.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu berharap pesta kesenian Bali menjadi jendela komunikasi antarbudaya. Bahkan dia berharap membangun peradaban dunia yang berbudaya,
“Selain untuk memperteguh seni budaya Bali, juga dapat memberikan dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat Bali,” ucapnya.

Hadir dalam acara itu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Gubernur Bali Made Mangku Pastika serta perwakilan negara sahabat.

Sumber : Seni Budaya Pilar Membangun Bangsa


Menganalisa Sesuai Ilmu Sosial Dasar
1. Apa yang terjadi dalam berita itu?
yang terjadi adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan (Menko PMK), Puan Maharani membuka Pesta Kesenian Bali ke-39 tahun 2017 di Arena Panggung Taman Terbuka Ardha Chandra, Bali Art Center, Kota Denpasar, Bali, Sabtu, 10 Juni 2017 malam.

2. Siapa yang menyelenggarakan acara tersebut?
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan (Menko PMK), Puan Maharani .

3. Dimana acara itu diselenggarakan?
Taman Terbuka Ardha Chandra, Bali Art Center, Kota Denpasar, Bali

4. Kapan acara itu diselenggarakan?
Sabtu, 17 Juni 2017

5. Kenapa acara itu diselenggarakan?
dikutip dari perkataan Puan Maharani dalam sambutannya, yakni “Selain untuk memperteguh seni budaya Bali, juga dapat memberikan dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat Bali,” bisa disimpulkan bahwa latar belakang acara ini diselenggarakan untuk memperteguh seni dan budaya di bali.

6. Bagaimana acara itu berlangsung?
acara berlangsung dengan meriah karena dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri dan juga Gubernur Bali.


 

Sabtu, 06 Oktober 2018

Peranan Keluarga, Lingkungan, dan masyarakat terhadap Pertumbuhan


Nama          : Muhammad Arif Wicaksono
Kelas           : 1 KA 29
NPM           : 14118488
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar ( Tugas ke-1 )



pertumbuhan seseorang pasti sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama keluarga.
karena keluarga adalah peranan terpenting tumbuhnya sikap dan perilaku seseorang,
karena sebagai anak, secara tidak langsung akan mengikuti perilaku yang ditunjukan orang tua, seperti cara berbicara, cara berperilaku, dll. maka dari itu penulis akan menceritakan kisah penulis pribadi tentang peranan keluarga, lingkungan, dan masyarakat terhadap pertumbuhan penulis.

nama saya Muhammad Arif Wicaksono, nama yang sangat indah dan penuh makna yang orang tua saya berikan, karena orang tua saya berharap saya bisa menjadi pemimpin seperti nabi Muhammad SAW, yang mempunyai sifat yang arif dan bijaksana, karena saya terlahir dengan darah Jawa, dimana ciri khas bahasa jawa lebih banyak menggunakan huruf vokal " O ", maka dari itu tercipta lah nama Wicaksono. saya lahir di Temanggung, 04 Oktober 2000, selengkapnya bisa kalian lihat di tentang saya.

semasa kecil saya tinggal bersama kakek dan nenek (mbah), sebelum saya mengenyam pendidikan, saya sudah terlebih dahulu diajari oleh kakek dan nenek saya cara membaca dan berhitung, maka dari itu ketika saya masuk TK ( Taman kanak kanak) saat itu saya umur 5 tahun, saya hanya mengenyam pendidikan TK  1 tahun, karena saya sudah bisa membaca dan menghitung, akhirnya saya masuk SD (Sekolah Dasar) pada umur 6 tahun, cita cita saya saat itu ingin menjadi Astronot, cita cita semua anak kecil mungkin, tetapi entah kenapa saya sangat menginginkan hal itu terjadi. semasa SD saya adalah anak yang biasa saja, tidak ada yang spesial. Dan saat saya naik kelas 2, orang tua saya membawa saya untuk pindah ke Bekasi, karena memang orang tua saya kerja disana, lantas saya meninggalkan teman teman saya yang ada di Temanggung, dan seketika saat itu saya menjadi malu dalam bergaul, tetapi tidak sampai introvert (menutup diri), saya hanya malu karena perbedaan bahasa, akhirnya saya masuk SD kelas 2 di Bekasi, saya mencoba untuk bergaul walau ada sedikit perbedaan bahasa, namun teman teman saya disana sangat terbuka sekali, saya disambut dengan baik, dan mereka pun langsung mengajak saya berkenalan dan berbicara, akhirnya saya memberanikan diri untuk beradaptasi, di masa SD saya termasuk orang yang mudah bergaul,karena saya memiliki banyak teman dan terpilih sebagai Wakil Ketua di Pramuka selama 2 tahun ( kelas 5 dan 6 ),dan juga prestasi dikelas pun selalu 10 besar, mungkin karena faktor itu hampir semua guru yang mengajar saya dari kelas 2 - 6 mengenali saya, bahkan sampai sekarang saat saya berkunjung pun, guru guru yang mengajar saya masih hafal dengan saya.

akhirnya saya pun naik tingkat, yaitu masuk SMP, saat saya masuk SMP, saya kembali sedikit menutup diri untuk beradaptasi, dimasa SMP pengetahuan saya tentang lingkungan sekitar semakin terbuka dan semakin luas, karena khusus angkatan saya, murid yang masuk melebihi kapasitas yang tersedia, dan ketika SMP, saya menjadi murid yang bisa dikatakan malas, karena pengaruh teman teman saya yang malas juga, dan saya pun terkadang suka membolos pelajaran hanya untuk main game online bersama teman saya, dan dari situ pula, pandangan saya mengenai cita cita menjadi Astronot pun sirna, karena kecil kemungkinan itu akan terjadi, akhirnya saya pun menurunkan cita cita saya, menjadi Pilot, akan tetapi saya belum mengetahui banyak tentang pilot. Walau saya bisa dikatakan murid yang malas dan nakal, tidak menutup kemungkinan saya untuk meraih peringkat 10 besar dikelas, karena mungkin saya diberi karunia dari Allah SWT, daya ingat yang cukup, jadi walau saya belajar saat ingin ujian, saya tetap bisa mengejar ketertinggalan pelajaran saya, walau pada akhirnya saat Ujian Nasional saya mendapatkan Nilai yang bisa dibilang pas pas an. dan untuk bergaul dilingkungan masyarakat, saya termasuk orang yang tertutup.

Dan saya pun naik ke jenjang selanjutnya, yakni SMA, sebelum saya masuk SMA saya sudah bertekad untuk merubah perilaku saya, karena pada saat itu Teknologi sudah berkembang pesat, dan saya mendapat kata kata dari salah satu Sosial Media yang sangat terkenal pada masa itu yakni Facebook bahwa "Masa SMA adalah masa yang paling indah, maka jangan sia sia kan masa itu", dari situlah akhirnya saya mencoba untuk berubah, dan saya mulai mengikuti organisasi kembali, karena saya sempat menyesal pada masa SMP yang tidak mengikuti organisasi apapun, dan malah terbawa arus pergaulan, akhirnya saya mengikuti OSIS, tujuan awal saya mengikuti OSIS hanya untuk mencari teman yang lebih baik dari SMP, namun ketika saya bertemu dengan seseorang yang ikut dalam organisasi OSIS juga, yang mempunyai cara pandang diluar pemikiran anak seumurannya, bisa dibilang pemikiran yang dewasa, dan beruntungnya dia satu angkatan bersama saya dan satu almamater organisasi, namanya Yoga, bisa dibilang cara pandang saya masuk organisasi OSIS berubah ketika saya kenal dia, karena tidak hanya menambah teman, namun saya ketika masuk OSIS belajar banyak sekali pengalaman dan pelajaran, mulai dari cara menempatkan diri di masyarakat, cara berbicara di depan publik, cara melaksanakan sebuah acara, cara menyelesaikan masalah, cara merangkul seseorang, dan masih banyak lagi, pelajaran ini tentunya sangat berharga dan sangat sulit didapatkan jika kita hanya mengandalkan pelajaran akademik, dan saya rasa, perubahan sifat dan perilaku terbesar saya, hanya ada di masa SMA. karena semasa di OSIS bisa dibilang saya dan beberapa teman saya yang masuk sebagai BPH ( Badan Pengurus Harian ), Sekolah adalah rumah kedua, rumah disini bukan hanya sebuah kiasan, tetapi rumah yang sesungguhnya rumah, karena hampir 1 bulan sekali, pasti saya dan teman saya selalu menginap di sekolah, dengan tujuan melancarkan event, dan hampir setiap hari waktu saya dihabiskan hanya untuk berorganisasi, karena pulang selalu malam, dan bahkan hari libur pun masih sempat megurus organisasi, namun waktu yang dibuang untuk berorganisasi itu pun tidak sia sia, karena ilmu yang didapat sangat berharga untuk bermasyarakat, walau waktu yang saya habiskan lebih banyak untuk berorganisasi, tidak menutup kemungkinan saya masih bertahan di peringkat 10 besar dikelas.

Dan pada masa SMA cita cita menjadi pilot itupun berubah seiring kemajuan teknologi, karena saya sedari SD sangat erat dengan yang namanya " Laptop " entah untuk iseng meng utak atik game maupun design grafis dan didukung oleh cita cita ayah saya sebagai seorang pengusaha yakni ingin mempunyai aplikasi tersendiri untuk produk yang ayah saya jual, cita cita saya berubah yaitu ingin menjadi programmer. akhirnya dimasa masa terakhir SMA, saya memutuskan untuk kuliah seputar Teknologi Informasi.

akhirnya saat yang dinanti untuk mengenyam pendidikan tingkat tinggi pun datang, sempat bingung dalam memilih jurusan, namun peran kedua orang tua saya pun sangat berharga, karena orang tua saya selalu mendukung dan memberi masukan kepada saya, walau orang tua saya pendidikan nya hanya sebatas tamatan SMP, akhirnya saya disarankan untuk mencari informasi di internet, setelah memikirkan matang matang, didapatlah jurusan Sistem Infromasi, dan orang tua saya pun mendukung itu.

awalnya saya sangat yakin bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, akhirnya saya memilih Universitas di Jakarta, karena orang tua saya tidak ingin saya diluar pengawasan mereka, akhirnya saat SBMPTN saya memilih Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, dengan jurusan pertama Sistem Informasi dan kedua Teknik Informatika, namun nasib berkata lain, saya tidak diterima, sempat putus asa, namun orang tua saya selalu menyemangati saya untuk selalu berusaha, akhirnya saya mengikuti Ujian Mandiri, saya mengikuti Ujian Mandiri di UPNVJ dan UNJ , dan kenyataan pun berkata lain, saya ditolak juga, disitu saya merasa gagal membahagiakan orang tua saya, karena rekam jejak saya dari SD sampai SMA selalu masuk sekolah Negeri, sempat ingin menunggu tahun selanjutnya agar bisa masuk PTN, karena saya tidak mau membebani orang tua saya biaya perkuliahan yang sangat mahal, namun lagi lagi, orang tua saya membangkitkan semangat saya, walau perekonomian bisa dikatakan dalam tingkat cukup, orang tua saya mendukung saya untuk tidak putus sekolah walau hanya 1 tahun, akhirnya saya pun mengikuti apa kata orang tua saya, karena saya yakin, orang tua saya tau apa yang terbaik untuk saya. Akhirnya saya memberi beberapa referensi Universitas Swasta beserta bayaran yang harus dibayarkan, dan orang tua saya bertanya kepada saya " dari semua Universitas yang kamu ajukan, mana yang terbaik di bidang IT? " saya pun merangkum lagi semua Universitas yang terbaik dibidang IT, dan sampai pada akhirnya terpilih lah Universitas Gunadarma, selain terbaik dalam bidang IT, Universitas Gunadarma sangat dekat dengan rumah saya, akhirnya masuk lah saya di Universitas Gunadarma dengan tekad membahagiakan orang tua, hingga pada akhirnya setelah melewati banyak persyaratan dan agenda, saya masuk di Jurusan Sistem Informasi dan berada di kelas 1 KA 29, dimana walau baru 2 minggu berada dikelas 1 KA 29, saya sudah mempunyai banyak teman berkat pengalaman berorganisasi di SMA, dan juga saya sudah tau beberapa kemampuan teman teman saya di 1 KA 29 yang saya bisa pelajari dari mereka satu persatu.

Kesimpulan dari pengalaman saya semasa kecil hingga masuk Perguruan Tinggi adalah yang sangat berperan dalam pembentukan karakter, sifat, perilaku dan cita cita yang utama adalah Keluarga, dan yang berikutnya adalah Sahabat atau teman terdekat, karena jika kita bergaul dengan teman yang baik, maka kita akan baik pula, seperti pengalaman saya berteman dengan Yoga yang mempunyai pola pikir yang dewasa, akhirnya saya pun bisa mencontoh dia, dan yang berikutnya yang berpengaruh adalah masyarakat.